Pagi ini Nurina sudah mandi dan berpakaian rapi. Kini ia tinggal sarapan. Nurina berjalan menuju dapur. Ia mencari makanan disana.
“Ada makanan apa ya??” Tanya Nurina dalam hatinya. Nurina membuka kulkas. Dan Nurina melihat ada beberapa butir telur ayam. Nurina terdiam. Ia teringat sesuatu.
***
Indi dan Nurina sedang berada di dapur.
“Kak, pagi ini kita sarapan apa, ya??” Tanya Nurina.
“Kita bikin goreng telur yuk!!” ajak Indi.
“Telur lagi??” Nurina terlihat kecewa.
“Gak dong, na. kakak punya sesuatu” Indi mengambil sesuatu dari sakunya.
Nurina mengintip.
“Taraaa!!! Sosis” Indi mengeluarkan sebungkus sosis.
“Wah. Kakak dapet dari mana??” Tanya Nurina.
“Kakak beli. Kakak tau kamu pasti suka” jawab Indi.
“Makasih ya, kak”
***
Nurina masih menatap telur ayam itu. Ia menitikkan air mata.
“Kak Indi… maafin Ina, kak. Ina kangen banget sama kakak” tangis Nurina.
Indo yang kebetulan ingin minum melintas. Indo melihat Nurina sedang menangis disana.
“Nurina?? Kamu kenapa??” Indo bertanya pada Nurina.
“Indo… aku kangen sama Kakak aku”
Indo menutup kulkas. Ia merangkul Nurina.
“Aku yakin kakak kamu juga pasti lagi mikirin kamu. Tapi kamu jangan sedih. Ikatan bathin Kakak adik itu kuat. Kalo kamu sedih, bisa aja Kakak kamu ikut sedih disana” nasihat Indo.
“Tapi do. Aku gak pernah kasih apa-apa buat dia. Sementara dia udah sering ngasih hadiah buat aku” tangis Nurina.
“Ssst… udah. Kamu udah ngasih hadiah buat dia, na”
“Hadiah apa do??” Tanya Nurina.
“Kamu udah ngasih kasih sayang yang tulus buat dia” ujar Indo.
Nurina terdiam. Ia memikirkan kata-kata yang baru saja Indo ucapkan.
“Jadi sekarang, kamu gak perlu ngeluarin air mata lagi. Ntar matanya bengkak lho. Kayak kodok” hibur Indo.
“haha. Indo!!!! Dasar!!!”
“Gitu dong, senyum. Jadi Nurina yang aku kenal. Yang cerewet. Yang suka senyum. Yang teriak karena liat aku mandi!!”
“Indo!!! Apaan sih? Jangan di ungkit-ungkit lagi ah. Hahaha”
“Eh, kamu tau kan gimana cara bikin goreng telur sosis itu??” Tanya Indo
“Tau. Emang kenapa??”
“Gimana kalo kita berdua bikin!!” ajak Indo.
Nurina terdiam. Ia berpikir.
“Ayo deh” jawabnya mantap.
***
Gaby berjalan sendirian di taman. Ia memperhatikan tanaman-tanaman yang tumbuh subur disana.
“Hmm… taman ini seger banget. Master Rahadian pinter banget bisa bikin taman kayak gini” gumam Gaby.
“bukan master yang bikin, gab” jawab seseorang.
Gaby menoleh. Ternyata itu Taufik.
“yang bikin itu tukang bangunan. Ya nggak??”
Gaby berpikir.
“Haha. Bener juga fik” jawab Gaby.
“Siapa dulu dong, Taufik”
“Alah!! Dasar narsis. Hahaha” Gaby dan Taufik tertawa.
***
”Hmmm… sarapan apa ya??” Tanya Tiara. Tiara melihat ke sekitarnya.
“Nurina ke dapur. Gaby ke taman. Maudy pasti, lagi ngobrol sama Afey” gumam Tiara.
Tiara mengambil remote TV.
Ia segera menyalakan TV.
Di tv kebetulan sedang menayangkan acara infotainment.
Tiara pun menontonnya dengan santai.
***
0 komentar:
Posting Komentar