,
0

The Killer Child part 11

“Akhirnya mateng jugaaa…” sorak Nurina.
“hahaha. Bener na. gak nyangka aku jadi bisa masak sekarang” timpal Indo.
“yey. Apaan?? Kamu kan Cuma nyiapin bahan. Aku yang masak” bantah Nurina.
Indo terdiam. Ia melihat sisa terigu di mangkuk. Timbullah ide jahil Indo. Indo mencolek terigu itu, dan…
“Indooo!!!! Ngapain kamu nyolekin ini ke pipi aku!!!” Nurina manyun.
“haha.. bales kalo bisa!!” tantang Indo.
Nurina megambil sedikit terigu, dan…
“rasain nih!!” Nurina melemparnya ke muka Indo. Wajah Indo pun seperti memakai bedak.
“Hahaha” Nurina tertawa geli.
Indo tak mau kalah. Ia mengambil sebotol selai dan…
CROTTT!! Selai menempel di rambut Nurina.
“Indoooooooooo!!! Aku kan baru keramas” teriak Nurina.
Nurina mengambil sebutir telur. Indo berlari mendekati pintu.
“Rasain!!” Nurina melempar telur itu.
“Hei, lagi pada ngapain??” Maudy menyembul dari balik pintu. Dan..
CROTTT!!! Telur mengenai rambut dan sebagian wajah Maudy.
“Maudy!!!” Afey segera mengambil tisu basah di sakunya.
“Hahahaha” Indo menertawai Maudy. Maudy terdiam.
“Aduh, maaf banget Maudy. Kamu sih, do!!” Nurina.
“aduh. Ya, nih. Maaf ya Maudy” sahut Indo.
Afey mengelapi wajah Maudy dengan lembut. Sedikit demi sedikit noda telur di wajahnya terhapus.
Meskipun tak semua noda terhapus, namun Maudy senang.

***
Bayu membawa beberapa buku dari perpustakaan master.
Bukan beberapa!! Tapi banyak!!!
Ada sekitar 20 buku yang Bayu bawa. Bayu berjalan menuju ruang tengah.
“Aduuh.. berat banget nih buku. Mana ini lantai 2 lagi. Gue harus turun sambil bawa buku sebanyak ini. ya Allah” keluh Bayu.
“Sini gue bantuin” tawar Adit.
“Baguss. Ngerti juga lo!!” puji Bayu.
Mereka berdua pun berjalan menuruni tangga.
***
Indo terdiam di bawah kucuran air shower yang begitu sejuk. Ia tersenyum-senyum.
Seluruh badan Indo boleh saja kotor dan lengket. Namun, hati Indo sangat senang. Sedari tadi Indo bisa menghibur hati Nurina. Ia bisa memeluk Nurina. Dan ia juga bisa membuat Nurina tersenyum lega.
“Ya Allah. Kenapa hatiku sangat berdebar-debar??” bathin Indo. Busa sabun mengalir begitu saja di lantai. Tanpa Indo menyadarinya.

Nurina yang sudah mandi lagi sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia sedang bercermin.
Sejenak Nurina terdiam. Ia tersenyum.
Ia dan Indo bertemu pertama kali di sekolah, saat diculik. Lalu disekap di dalam gudang yang kotor dan gelap. Lalu diselamatkan master. Dan, Nurina sempat memergoki Indo mandi. Lalu Indo menjadi temannya. Yang selalu mendengarkan ceritanya. Yang selalu membuatnya tersenyum. Semuanya berjalan sangat cepat.
“Astagfirullah. Kenapa aku malah senyum-senyum sendiri kayak gini?” Nurina tersadar.
“Hayoo!!! Kenapa??” Tanya Gaby, tiba-tiba.
“Ah, nggak kok Gab”
“mikirin Indo ya??”
“Gak mikirin kok. Cuma keinget doang” bantah Nurina.
“cieee”
“Apaan sih, gab”
“Eh, kita ke depan yuk!! Anak ViTTAMIN BG mau kumpul”
“Ya udah. Ayo!!!”

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...