,
0

The Killer Child part 13

Nurina melintas di depan ruang tengah. Sekilas Nurina melihat seseorang.
“Siapa itu??” Nurina kembali kebelakang. Ia mengintip.
Di dalam, ternyata adalah Indo yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar. Perlahan, Nurina masuk.
“Indo!! Aku ganggu gak??” Tanya Nurina.
“Wah, nggak kok na. sini duduk”
Nurina pun duduk.
“Kamu bisa main gitar??” Tanya Nurina.
“Haha. Ya, bisa. Jelek ya lagu tadi??”
“Ah, nggak kok. Bisa kamu nyanyiin lagi?” pinta Nurina.
“bisa kok…” jawab Indo.
Indo pun memainkan gitarnya.
“Aku kan slalu mencintaimu… aku kan slalu menyayangimu… tapi mengapa kau hanya menganggapku… sebagai angin lalu. Kuingin engkau bisa mengerti apa yang aku rasakan kini” Indo menyanyikan lagu itu lagi.
Nurina tak berkedip melihat wajah Indo.
“Waah. Bagus banget. Lagu bikinan siapa??”
“Itu lagu bikinan aku, na” jawab Indo.
“Siip deh. I like it”
Indo tersenyum.
“eh, kita keluar yuk!!” ajak Indo.
“Ngapain??”
“Kita liat Bintang dilangit sana”
“Ayo deh” Nurina Nampak senang. Mereka berdua pun pergi ke halaman

***
“Wah, sumpah keren banget” ujar Nurina, takjub.
Indo berbaring di rerumputan.
“Indo, kok tiduran sih??”
“Lebih enak kalo liat bintang kayak gini, na” Indo membela diri.
Nurina terdiam. Ia pun berbaring di rerumputan.
“Wah, bener do. Kamu hebat deh”
“Aku sering liat bintang na. apalagi selagi aku kesepian. Aku gak punya teman” cerita Indo.
Nurina menggenggam tangan Indo.
“Sabar ya do” ujar Nurina sambil tersenyum.
Indo yang murung pun ikut tersenyum.
***
Bayu dan teman-temannya di buat resah oleh kedatangan Ibu Ida-Ibunya master.
“Sekarang kita harus bikin dia gak betah!!!” Tiara mulai bicara
“Jangan!!” Nurina tidak setuju.
“Kenapa na?? kan kalo gak betah dia akan cepet pergi” Tiara bingung
“Justru, kalo dia gak betah nanti kita bisa dianggap anak yang gak baik. Saran aku, kita harus bikin dia senang dan dia bisa baik sama kita” saran Nurina.
Yang lain pun berpikir.
“Kamu bener juga, na” Bayu mulai setuju
“Ya, kamu bener” Indo dan Taufik pun menjawab.
“Oke na. sekarang kita harus berusaha semaksimal mungkin buat bikin Nenek tua itu senang” jawab Tiara.
“Okeee”
***
“Jadi, kamu pernah menjadi penyanyi solo??” Ibu Ida sedang menanyai Tania.
“Ya, Bu. Soalnya saya pindah ke solo. Tadinya saya penyanyi Bandung. Terus pindah ke Surabaya. Terus ke solo. Dan saya bertemu master” jawab Tania.
-,-“???
“Ya sudah, sekarang kamu boleh kembali ke tempat kamu” perintah Ibu Ida.
Tania pun beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.
Ibu Ida terdiam. Lalu, ia tersadar. Perutnya masih terus berbunyi sejak tadi.
“Anak-anak!!! Bawakan saya makanan!!!” teriaknya.
Tidak kurang dari 5 detik, Bayu, Taufik, Indo, Nurina, Gaby, Tiara, Maudy, Vicka dan Adit sudah sampai di kamar Bu Ida. Mereka membawakan makanan.
“Apa makanan yang paling enak??” tanyanya.
“Ini anggur yang tersegar dan terbaik. Asli dari turki” Nurina menyuapi Bu Ida. Bu Ida tampak senang.
“Ini lumpia asli buatan rumah” Tiara pun langsung menyuapi Bu Ida.
Belum selesai lumpia dan anggur dicerna, Vicka meminumkan secangkir lemon tea hangat.
“Jangan lupa dodol nanas subangnya” Indo menyuapi juga.
“Ini cokelatnya” ujar Gaby.
“Ini sirup strawberrynya” Adit
“Ini strawberry aslinya” Bayu
“Ini buah cerry” Maudy
“Dan Ini su…” Taufik belum selesai bicara, namun.
“Hueekkkk!!! Puih” Bu Ida memuntahkan semua yang ada di mulutnya. Eh, salah. Kalo memuntahkan semua berarti dia muntahin gigi sama lidahnya juga dong. Hehe…
Nurina dan semuanya kecewa.
“Kalian mencoba membunuh saya ya??!!!” tuduh Bu Ida dengan sinis.
“Maaf bu, kami…”
“Sudah. Sekarang kembali ke tempat kalian lagi!!”
Nurina dan semuanya pun keluar.
-,-“

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...