,
0

The Killer Child part 14


“Kayaknya kalo ada dia gue yang darah tinggi deh” gerutu Maudy.
“ah, gara-gara gue belakangan, gue yang kena omel” sahut Taufik.
“Semuanya juga dimarahin kaliii” Vicka Nampak tidak setuju.
“Sekarang enaknya ngapain ya??” Taufik bingung.
“gak ada yang enak. Hueekk”
“Pusiiiing........”
“Sabar ya, temen-temen. Ini rintangan buat kita” ujar Nurina, bijak.
“weisss. Bu Ustadz bersabda” canda Vicka
“Pa Ustadz nya Indo dong” sahut Gaby.
“Apaan sih. Aku bukan ustad. Lagian aku bukan pacar Indo”
“Ah, gak ada yang bilang lhoooo” Taufik tertawa iseng.
***
Gaby melihati Ibu Ida dengan seksama. Ibu Ida masih menangis tersedu-sedu. Gaby semakin keheranan melihatnya.
***
Nurina dan yang lainnya sedang mengobrol di ruang tengah.
“Eh, ada yang tau musik terbaru gak??” Tanya Vicka.
“Kagak tau” jawab yang lain.
“Ah, payah ah kalian semua”
“Yeh, kamu lebih payah. Kenapa nanya sama yang payah hayo??!!” jawab Bayu.
“hehe. Iya juga sih” jawab Vicka, malu-malu kodok.
“Eh, aku ada informasi” ujar Gaby, datang tergesa-gesa.
“Kenapa gab??” Tanya Indo. Yang lain pun terheran-heran.
“Tadi aku liat Bu Ida nangis di kamarnya”
Vicka dan Maudy saling pandang. Alis Adit pun Nampak berkerut, bingung.
Sementara, wajah Tiara pun berkerut. Dasarnya udah mau tua aja. Makanya berkerut. Hehehe…
“Emang kenapa, gab??” Tanya Vicka.
“Aku juga gak tau, vick” jawab Gaby lagi.
“Kita harus cari tau kenapa Bu Ida nangis dan kita harus buat dia tersenyum lagi” ujar Nurina, berapi-api (karena semangat).
“Aku setuju sama kamu, na” sahut Indo.
“Aku juga” jawab Bayu
“Yang pasti aku setuju” Maudy
“Aku ikut ma Maudy” Tiara
“Aku juga setuju” Gaby
“Aku setujuuuu” Taufik
“Aku juga” Vicka
“Aku ikut suara terbanyak” Adit.
“Makasih ya, semua” Nurina tersenyum lebar.
***
“Penyamaran kayak gini ampuh gak sih??” Tanya Vicka.
“Gak tau” jawab Taufik.
“tapi perasaan pakaian aku kayak tukang pijit deh”
Taufik memperhatikan Vicka dengan seksama. Dari ujung kaki ke ujung rambut. Dari sabang sampai merauke. Hah?
“Ya sih. Pake kacamata hitam. Pake sarung. Pake kopeah. Kayak tukang pijit sunda. Hahaha” Taufik terkikik geli.
“Dasar” Vicka Nampak jengkel.
Tiara melintas di depan mereka.
“Huahahahahahahahahahahahahaha” Tiara tertawa berguling-guling. Dan mungkin berbantal-bantal dan berkasur-kasur.
“Emang lucu??” Tanya Vicka dengan jutek.
“Kayaknya penyamarannya kurang praktis ya??” ujar Gaby.
“Ya sih” sahut Nurina.
“Terus ngapain gue pake pakaian gini bloon??!!” omel Vicka.
“Siapa yang nyuruh??” Tanya Gaby.
“Taufik” jawab Vicka, singkat sambil melirik Taufik dengan tajam.
“Ampunnn” Taufik terlihat sangat takut.
“Ya udah. Sekarang harus gimana??” Tanya Vicka.
“Aku punya strategi” usul Bayu.
“Gimana??” Tanya Nurina.
“sini.. aku bisikin”
***
Bayu dan Gaby berjalan mengendap-endap ke kamar  Bu Ida. Laksana seorang maling ayam yang belum professional.
“Kamu alihkan perhatiannya, aku yang ambil foto nya” ujar Bayu.
Gaby mengangguk mantap.
TOK-TOK!!!!
“Bu Ida!!!” Gaby mengetuk pintu.
“Whoiii ini pala gueee!!” teriak Bayu.
“Ah, maaf”
Ada apa kalian kesini??” Tanya Bu Ida
“Ah, saya denger Ibu lagi butuh pijat kepala ya, Bu??” Gaby memberi alasan.
“Ya. Silakan masuk” perintah Bu Ida.
Bayu dan Gaby pun mengangguk.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...