,
0

The Killer Child part 17

Adit berjalan dari arah kebun. Tiba-tiba ada suara yang menyapanya.
“Adittt!!!”
Adit menolehAdit berjalan dari arah kebun. Tiba-tiba ada suara yang menyapanya.
“Adittt!!!”
Adit menoleh. Ia melihat seseorang yang sudah dikenalnya.
“Afey?? Ada apa??”
“Maudy dimana??” Tanya Afey.
“Oh. Mau ketemu Maudy toh. Ada di kamarnya. Tau kan tempatnya??”
“Oh, ya tau. Makasih ya”
“Ok. Sono!!”
“Siip”
***
Nurina memandang bunga mawar di luar. Nurina melihatnya dari balkon di depan kamarnya.
“Hei, Nona. Kamu bandel ya!!” terdengar suara yang menggodanya.
“hehe. Maaf ndo. Soalnya didalam aku bosen” jawab Nurina.
“Kamu lagi apa??” Tanya Indo.
“aku lagi liatin mawar-mawar itu. Mawar itu indah. Tapi ada duri yang tajam ditangkainya” gumam Nurina.
Indo tersenyum.

“Duri itu sebagai pelindung mawar yang bagus. Supaya gak ada yang ngerusaknya. Kamu itu mawarnya dan aku akan jadi duri yang melindungi kamu”
Nurina menoleh. Ia sangat terkesan dengan apa yang Indo ucapkan.
“Ah, kamu tuh. Aneh-aneh aja” Nurina tertawa pelan.
“Aku serius” jawab Indo tanpa tertawa sedikit pun.
Nurina masih memandang Indo.
“Maksudnya??” Tanya Nurina lagi.
Indo balas menatap Nurina. Ia merogoh sakunya.
“Aku punya sesuatu buat kamu”
“Apa??” Nurina terlihat penasaran.
Indo pun mengeluarkan benda. Benda itu kalung. Kalung berwarna putih perak. Liontinnya berinisial ‘I’.
“Kalung ini hadiah buat kamu. Kalung ini bisa jadi ‘Indo’ atau ‘Ina’” jawab Indo.
“Makasih ya, do” Nurina terlihat senang.
“Tapi, rangka apa kamu ngasih ini??” Tanya Nurina.
“Aku mau ngomong sesuatu sama kamu” kata Indo.
“Ngomong apa do?? Ngomong aja!”
“Aku…”
“Ya??” Nurina terlihat semakin penasaran.
“Hei, sarapan udah siap!!” Tiara menghampiri mereka. Indo dan Nurina menoleh.
“Upsss. Maaf, ganggu ya??” Tiara terlihat merasa bersalah.
“Ah, nggak apa-apa ti. Do, mau ngomong apa??”
“Hmm… nanti aja deh. Kita makan aja dulu” jawab Indo dengan wajah sedikit kecewa.
“Oh, ya udah deh” ujar Nurina dengan wajah sedikit penasaran.
Tiara, Nurina dan Indo pun pergi ke dalam.
***
Maudy, Taufik, Gaby, Nurina, Indo, Adit, Bayu, Tiara dan Vicka mengambil bangku masing-masing di ruang makan.
“Eh, tadi aku liat Bu Ida lagi nangis” cerita Bayu.
“Hah?? Terus??” Vicka terlihat penasaran.
“Aku gak tau kenapa dia nangis. Mungkin karena dia ingat sama anak yang namanya Rasya itu kali”
“Udah, sekarang kita makan dulu aja” ujar Gaby.
“Siap bos” jawab Bayu.
Maudy sedang mengambil nasi ke piring.
“Halo semua!! Ganggu gak??” Afey datang dengan tiba-tiba.
“Eh, Afey. Nggak dong. Sarapan bareng yuk” jawab Maudy dengan ramah.
“Pengennya si Mody” gumam Vicka pelan.
“Ah, apaan sih vick”
“Ya udah deh, kalo Vicka gak ngebolehin” Afey hendak pergi.
“Eh, bukan gitu. Aku sih fun fun aja. Kamu duduk di samping Maudy nih. Aku yang geser” kata Vicka. Vicka pun mengambil bangku dan meletakkannya di dekat tempat duduk Maudy.
“Eh, gak usah repot-repot vick” Afey merasa sungkan.
“udah duduk aja. Jangan kayak Shireen ah. Namanya aja Shireen Sungkan”
“ah, lo sih emang ngaco” Maudy tertawa.
Gaby pun ikut tersenyum.
“Maudy, ambilin piring n nasi buat Afey dong!!” perintah Tiara dengan maksud menggodanya.
“Ya deh”
***
Nurina menatap langit biru diluar sana. Langit disana sudah gelap. Langit gelap hitam namun bertabur bintang-bintang yang berwarna putih terang. Teman-teman Nurina yang lain mungkin sudah terlelap di tempat tidur. Namun Nurina lebih senang menatap langit malam dari balkon.
“Hei, kenapa belum tidur??” Tanya Indo tiba-tiba.
“Gak tau nih, do. Aku susah tidur. Kamu kenapa?” Nurina balik bertanya.
“Aku gak bisa liat cewek cantik sendirian yang susah tidur” jawab Indo.
“Emang aku cantik?” Nurina Nampak tak percaya.
“kamu gak pernah ngaca ya na?? kamu itu cantikk bangeet. Kamu gak pernah sadar ya??”
“Ihh, orang aku jelek kayak gini” Nurina merendah diri.
Indo tersenyum.
“Udah ah, aku mau tidur dulu. Kamu tidur sana” ujar Nurina.
“Ya deh. Kalo kamu tidur, aku juga tidur”
“Kamu tuh yaa… dasar cumi” Nurina tertawa.
Indo pun bergegas ke kamarnya.
Nurina mengekor di belakang Indo. Ia melangkah menuju kamarnya. Tapi Nurina merasakan sesuatu.
Cairan kental mengalir di hidung Nurina. Nurina merasa tubuhnya lemas.
GUBRAKKK!!!

Gaby sedang berlatih tari di ruangan khusus tarinya. Gaby sedang berlatih tari modern dengan tema lagu Girlfriend-Avril Lavigne.
Tangan dan kaki Gaby terasa semakin lentur.
Gaby melompat dan mengibaskan rambutnya.
Gaby tersenyum lebar. Ia merasa sudah puas dengan latihan yang baru saja dikerjakannya.

***
Gaby berjalan menuju kamarnya. Ia melewati tempat menuju balkon.
Gaby tidak memperhatikan apa-apa, namun ia merasa melihat sesuatu.
“Ah, Nurina kenapa tiduran dibawah sih??” gumam Gaby, cuek. Namun beberapa detik kemudian Gaby tersadar.
“Itu Nurina!!” Gaby segera mundur dan kembali ke tempat Nurina pingsan.

***
Langit gelap perlahan semakin terang. Sinar oranye kemerahan bersinar di ufuk timur. Embun-embun di dedaunan jatuh. Seseorang membuka jendela agar udara pagi yang segar bisa masuk.
Indo membuka baju yang melekat di tubuhnya. Namun sebelum mandi, Indo sedang mencari sesuatu di lemari. Indo mencari pakaian yang bagus dan pas untuk ia pakai sekarang.
“Baju yang bagus yang mana ya??” Indo Nampak bingung memilih.
Namun Indo melihat sesuatu di lemari itu. Sesuatu yang membuatnya tersenyum.
“Ini dia pakaian yang bagus!!”
Indo pun segera mengambilnya dan bergegas ke kamar mandi.
***
Tiara bertanya pada Vicka.
“Vick, kamu bisa cek sikring gak?? Kemarin aku liat disana agak ngaco” kata Tiara.
“Ya udah deh. Ayo!!” kata Vicka.
Tiara dan Vicka pun keluar kamar.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...