,
0

The Killer Child part 19

Gaby mengambil sweater lalu memakainya. Nurina hanya memakai kaos merah di padu rompi hitam.
Mereka sudah bersiap pergi ke dokter.
“Aku udah siap, na” ujar Gaby.
“Kita berangkat sekarang” ajak Nurina.
***
Indo berjalan di depan lapangan. Dan Indo melihat Gaby dan Nurina berjalan di dekat sana.
“Mau kemana mereka ya??” Tanya Indo. Indo pun mengikuti Gaby dan Nurina. Gaby dan Nurina sedang mengobrol sambil berjalan.
“Kamu udah minta izin sama master, kan??” Tanya Nurina.
“Udah na. master ngizinin kok” jawab Gaby.
“Syukurlah”
Maudy dan Afey melintas di sekitar situ. Alhasil, Maudy pun melihat Indo sedang membuntuti Gaby dan Nurina.
“Indo, kamu ngapain??” Tanya Maudy.
Langkah Indo terhenti. Wajahnya pucat. Laksana maling ayam yang tertangkap.
Nurina dan Gaby pun berhenti. Nurina menoleh. Ia melihat ada Maudy dan Afey di belakangnya.
“Kamu bilang apa tadi mod??” Tanya Nurina.
“Ah, gak kok. Tadi aku sama Afey ngomongin DVD terbaru. Ya kan fey??” Maudy menginjak kaki Afey sebagai kode.
“Aww. Eh, ya bener. Maudy bener, na”
“Beneran??” Nurina terlihat masih curiga.
“Bener”
Nurina pun melunak.
“Ya deh. Aku percaya” Nurina dan Gaby pun kembali pergi.

***
Vicka dan Tiara mendatangi master di kamarnya.
TOK-TOK!!
Master pun membuka pintu.
“Ada apa kalian kesini??” Tanya master.
“Kami mau Tanya…”
“Kita ngobrol di ruang tengah aja”
Di Ruang Tengah:
“Mau Tanya apa??” Tanya master.
“gini master, ini soal Bu Ida”
“Kenapa Ibu Saya??”
“Apa master kenal perempuan yang namanya Rasya??” Tanya Tiara.
Master terdiam.
***
Indo masih terus mengikuti Gaby dan Nurina.
Gaby dan Nurina akhirnya sampai di Rumah Sakit.
“Ngapain mereka kesini?? Siapa yang sakit??” Tanya Indo.
***
Adit berjalan ke arah taman. Adit hendak memeriksa tanaman-tanaman disana.
“Ah, udara disini sejuk banget” gumam Adit.
Namun Adit melihat ke bawah. Ia melihat seseorang pingsan dengan mulut tersumpal kaleng.
“Bu Idaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!”
***
“master, jawab dong!!” pinta Vicka. Pertanyaan Vicka terasa seperti tuntutan pengadilan bagi master. Master terdiam dan tidak menjawab.
Entah apa yang membuat lidahnya kelu dan sulit sekali menjawab pertanyaan dari Vicka dan Tiara itu.
“Rasya itu…” master akhirnya mulai menjawab.
Vicka dan Tiara terlihat semakin serius.
“Rasya itu…??”
“dia anak angkat saya. Tapi dia sudah meninggal lama”
“Inalilahi”
Vicka dan Tiara Nampak tidak percaya.
“hoiii!!” Adit tiba-tiba datang dengan ngos-ngos an.
“Kenapa dit??” Tanya Tiara.
“Bu Ida pingsan di taman”
“Hah??” Tiara dan Vicka saling pandang.
“Ayo kita kesana!!” ajak master.
Adit, Vicka, dan Tiara pun mengikuti master ke taman.
***
Nurina dan Gaby memasuki ruang sebelah. Tertulis:
Dr Almira spesialis penyakit parah.
“ternyata ini ruangannya, gab” pekik Nurina.
“tunggu” ujar Gaby.
“kenapa gab??”
“banyak banget tulisan deket sini”
Nurina memeperhatikan dinding. Dan memang banyak dokter spesialis di rumah sakit ini. tertulis:
Dokter gigi, dokter THT, dokter jiwa, dokter hewan, dokter mata, dokter kulit, dokter pencernaan, dokter bohongan, dokter asli, dokter gila.
“lengkap amat” Nurina Nampak takjub.
“Ya udah deh, kita ke dokter spesialis penyakit parah” ajak Gaby.
Nurina mengangguk.
***
Indo kembali mencari pakaian di lemarinya.
“Pokoknya, aku harus dandan yang paling ganteng buat nyambut Nurina” gumam Indo.
Dan Indo menemukan beberapa pakaian yang bagus.
“Nah, ini dia” Indo pun segera melepas pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian yang baru di pilihnya.
***
Afey dan Maudy sedang menonton DVD di ruang tengah.
“hahaha… rame banget filmnya” Maudy tertawa-tawa melihat film yang mereka tonton.
Afey hanya tersenyum. (sebenarnya hatinya bingung. Ini kan film Titanic. Kok ketawa?? Kan ini film sedih).
“Maudy…” Afey berucap.
“ya fey??” jawab Maudy.
“Apa kamu pernah rasain cinta??” Tanya Afey.
Maudy terdiam. Ia menarik nafas.
“Baru aku tau, sakit itu apa. Setelah kau bukan milikku. Baru aku tau cinta itu apa. Setelah kau hapus cintaku…” Maudy bernyanyi.
“Itu kan lipsing” gumam Afey.
“Ah? Hehe… ketauan deh” Maudy cengar-cengir.
“Emang kenapa fey kamu nanya cinta??” Tanya Maudy.
“Sebenarnya…”
“Ya??”
“Sebenarnya…”
“ya??”
3 jam kemudian…
“sebenarnya…”
“aduh!! To the point aja fey. Pegel nih mulut” gerutu Maudy.
“Aku…”
“Kamu kenapa??”
“Aku suka sama kamu…” akhirnya kata-kata itu meluncur dengan lancar dari mulut Afey.
“hah??” Maudy terperangah. Antara percaya dan tidak.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...