,
0

The Killer Child the last part!

Nurina membuka matanya. Sinar matahari menyinarinya. Hangatnya membuat Nurina terbangun dari tidurnya.
Pemandangan yang Nurina lihat pertama kali adalah Gaby yang sedang membuka tirai ruang tengah.
“Gaby??” Tanya Nurina.
Gaby menoleh. Ia tersenyum.
“hei!! Bangun juga kamu, na!!” sapa Gaby.
Nurina melihat ke sofa tempat Indo tidur.
“Indo udah mandi dari tadi” Gaby memberitahukan. Gaby mengerti bahwa Nurina sedang mencari-cari Indo.
“jam berapa gab??” Tanya Nurina.
Gaby melirik jam tangan yang dipakainya.
“sekarang jam 6 gab. Kamu mau mandi??”
Nurina mengangguk.
“ya udah, mandi aja. Yang udah mandi baru aku, Indo, sama Bayu aja kok. Mandi gih”
“ya gab. Makasih ya”
“sama-sama, na” jawab Gaby sambil tersenyum.
***
Bayu sedang sarapan pagi bersama Indo. Mereka berdua sarapan dengan roti bakar diolesi selai cokelat.
“do, sebenarnya aku punya info tentang kita semua” Bayu mulai berucap.
“apaan bay??” Tanya Indo sambil terus mengunyah. Indo tidak terlalu mempedulikan berita itu.
“ini tentang kita sama master juga”
Indo berhenti mengunyah. Ia menatap Bayu.
“maksudnya??” Indo sedikit serius.
“empat hari lagi kita harus pulang. Master yang bilang ini sama aku dan Taufik” Bayu menjelaskan.
Indo terdiam. Ia berpikir.
Rumah?? Emang sih… aku dan yang lain punya keluarga sendiri-sendiri.. tapii..
Indo merasa sedikit terkejut dan susah menerima itu semua.
“hei?? Indo??” Bayu heran melihat Indo yang masih terpana.
“tapi..”

“iya. Aku tau. Bingung kan. Belum bisa terima kan?? Kita udah terbiasa tinggal bareng disini dan nanti kita kembali ke keluarga masing-masing”
“ya bay. Aku emang agak kaget kalo harus kayak gitu lagi”
“tapi emang ini bukan rumah kita, do. Master Cuma nolongin kita yang udah diculik sama The Killer Child. Terus kita numpang disini”
Indo terdiam.
“kita harus kasih tau yang lain, do”
Indo mengangguk. Kata-kata Bayu memang benar meskipun sulit diterima.
***
Nurina berjalan sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Ia memandang bayangannya di cermin.
Tiba-tiba hidungnya mengeluarkan cairan. Nurina mimisan lagi!!
“aduuh… mimisan lagi.. nyusahin amat sih” Nurina mengeluh.
Ia hendak mengambil tisu di meja. Namun Nurina terkejut. Kotak tisu di meja itu telah kosong.
“yah. Lagi butuh malah gak ada” Nurina kesal.
Ia lalu mengingat-ingat. Ia ingat bahwa ada satu lagi tisu. Yaitu di meja makan.
Nurina pun melangkah dengan cepat menuju meja makan.
Indo dan Bayu masih membahas tentang rencana kepulangan mereka.
“aku pasti kangen sama master kalo pulang..” gumam Bayu.
Nurina yang mendengarnya terkejut.
“apa??” Nurina terdiam.
Bayu dan Indo menoleh.
“Ina??” Indo terkejut.
“pulang?? Maksudnya kita akan pulang??” Tanya Nurina, tak percaya.
“i..ya na” jawab Bayu terbata-bata.
Nurina terdiam. Ia masih tak percaya.
Vicka, Adit, Tiara, Maudy, dan Taufik datang. Mereka hendak sarapan.
“kapan kita pulang??” Tanya Nurina.
“tanggal 22, na” jawab Bayu.
Vicka, Adit, Tiara, dan Maudy terkejut mendengar percakapan Nurina dan Bayu.
“kita pulang??” Tanya Vicka.
Nurina, Indo dan Bayu menoleh.
“ya, kita tanggal 22 pulang vick” jawab Taufik sambil menunduk lesu.
“pulang ke keluarga kita masing-masing??” Tanya Maudy.
“ya. Ini bukan rumah kita, Maudy” jawab Bayu.
Tiara terdiam. Ia sangat terpukul mendengar hal itu. Pulang. Mereka akan pulang dari rumah master. Mereka tak akan bersama-sama lagi. Tak akan belajar bersama master lagi.
“ini bohong kan??” Tanya Tiara, tak percaya.
“kenapa kalian takut?? Kalian punya rumah dan keluarga masing-masing. Kalian jangan sampai membuat keluarga kalian cemas” seseorang berkata.
Indo, Nurina, Bayu, Taufik, Tiara, Adit, Maudy, dan Vicka menoleh.
“master??!!” seru mereka, serempak.
“kalian punya keluarga dan kehidupan masing-masing. Bukan disini”
Mereka semua terdiam.
“tapi kami sayang sama master” ujar seseorang.
Mereka semua menoleh. Itu adalah Gaby.
“master udah bikin kami semua lolos dari penculikan, master ngajarin banyak hal, dan master udah ngajarin kami jadi anak yang mandiri” Gaby melanjutkan kata-katanya.
“Gaby bener” Adit mulai berucap.
“aku setuju” sahut Taufik.
“aku juga” sambung Bayu.
“aku sangat setuju!!”seru Indo
“kami juga” sahut Nurina, Maudy, Vicka, dan Tiara.
“masteeerrr!!!” Gaby berhambur memeluk master.
“aku sayang master” seru Gaby.
“aku juga!!” Vicka ikut memeluk.
“aku juga!!’ yang lain ikut memeluk master.
“aduuuhhh… aku kejepit!!” teriak Gaby.
GUBRAKK!!
Master dan yang lainnya akhirnya jatuh, karena Adit ikut memeluk.
“saya juga bangga punya anak-anak seperti kalian. Tapi tolong lepaskan juga pelukan ini!!” master memohon.
Mereka pun akhirnya bangun dan membantu master berdiri.
Nurina mencium badannya.
“hei, kalian pada belum mandi ya?? Bau nya nempel ke baju nih!!” omel Nurina.
Vicka, Adit, Taufik, Tiara dan Maudy nyengir.
Alhasil, bau mulut menyebar dan gigi mereka yang kuning terlihat jelas.
“bauu!!” omel Gaby sambil menutup hidungnya.
“hahaha” Indo tertawa.
“tapi aku sayang kalian semua!!” Nurina berkata sambil tersenyum.
“inaaaa!!!!” Gaby, Tiara, Vicka, dan Maudy memeluk Nurina erat.
Setelah beberapa menit, mereka melepas pelukan.
“inaaa!!!” Indo menirukan gerakan mereka tadi. Ia hendak memeluk Nurina.
“hei, jangan pegang-pegang!! Dasar cumi!!” sifat judes Nurina muncul.
“ah, tadi malam ngapain??” ceplos Bayu.
“iya nih. Yang peluk-pelukan…” sahut Maudy.
Wajah Nurina memerah.
“apaan sih??” jawab Nurina judes.
Indo hanya tersenyum jail.
“kamu yaa!!” kata Indo sambil mengacak-acak rambut Nurina.
“Indoooo!!! Aku baru nyisir!!” teriak Nurina.
“gitu dong… itu baru Nurina” puji Indo.
“yey… siapa kamu?? Dih dih.. sok kenal”
Indo cemberut.
“aduuuh, aku jealous niih” celetuk Taufik.
“aku jugaaa” sahut Maudy dan yang lain.
“kalian kenapa siih??” Tanya Nurina.
“kidding na. hahaha” Gaby tertawa.
Mereka semua sedang tersenyum. Merayakan kebahagiaan. Sebelum mereka benar-benar berpisah.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...