,
0

The Killer Child part 33

Indo berjalan masuk kedalam ruangan itu. Ia masuk sendirian. Teman-temannya tau bahwa Indo bisa membuat keadaan Nurina membaik. Untuk itu, mereka membiarkan Indo untuk masuk sendirian terlebih dahulu.
Indo melangkah. Ia melihat gadis kesayangannya itu masih terbaring lemah.
“Nurina…” Indo mulai berucap. Ia duduk di bangku sebelah Nurina yang sudah disediakan.
Nurina tak menjawab. Ia tak mendengar apa yang Indo ucapkan.
“kamu gak perlu shock. Kamu gak perlu cemas.. aku aka nada disini. Aku akan selalu menemani kamu. Aku bahkan siap kalo harus ngerasa semua rasa sakit kamu. Asal kamu sembuh” gumam Indo.
Indo memegang tangan Nurina.
“kamu harus sembuh, yang” gumam Indo lagi.
Tiba-tiba tangan dingin yang Indo genggam bergerak. Sepertinya kehangatan yang Indo berikan membuat Nurina semakin bertenaga.
“hei??” Indo mulai terkejut.
Perlahan, Nurina membuka matanya. Nurina mulai terbangun.
“hei juga…” jawab Nurina dengan suara yang sedikit serak.
“kamu jangan bangun dulu na. kamu istirahat aja” Indo khawatir.
“aku gak bisa diam aja liat seseorang yang aku sayang sedih karena aku” Nurina memberi alasan.
Indo terdiam.
“..apalagi dia manggil aku sayang” Nurina melanjutkan kata-katanya sambil tersenyum.
“kamu suka sama panggilan itu??” Tanya Indo.
“aku suka kalo kamu manggil aku cumi” jawab Nurina.
“…tapi aku lebih suka kalo kamu manggil aku cantik” Nurina melanjutkan kata-katanya sambil tertawa kecil.
“haha… pacarku narsis juga yaa” Indo mulai tertawa. Ia senang melihat Nurina tersenyum.
“siapa suruh suka sama aku.. ya resiko dong. Haha”
“emang kamu gak suka sama aku??” Tanya Indo.
“kamu kan yang suka sama aku” jawab Nurina seolah enggan mengakui rasa sukanya pada Indo.
“terus.. yang kamu tulis disini apa?? Kok ada tentang akunya” Indo tersenyum sambil memperlihatkan buku harian Nurina.
“Heii!! Itu buku aku!! Dasar bandel!! Cumi!! Balikin!!” wajah Nurina memerah. Ia berusaha merebut buku hariannya dari tangan Indo.
“gak bisa” jawab Indo sambil terus menjauhi buku itu dari jangkauan Nurina.
“cumiiiii!!!!!!!!!!” Nurina mulai gemas.
“ada syaratnya” Indo mulai iseng.
“apa??” Tanya Nurina.
“kamu harus panggil aku sayang”

“hah?? Gak mau!!” Nurina menolak.
“ya udah. Aku akan bacain isi buku ini di depan yang lainnya termasuk master” ancam Indo.
“eitts… jangan dong” Nurina mulai takut.
“terus??” kata-kata Indo bermaksud sebagai perintah agar Nurina mau menuruti syaratnya.
Nurina menarik nafas.
“Indo sayang, kembaliin buku aku ya!!” pinta Nurina, sehalus mungkin.
“apa?? Aku gak dengar” Indo berpura-pura.
“aku bilang.. Indo sayang, kembaliin buku aku ya!!” Nurina mengulang kata-katanya.
“cium pipi aku dulu dong”
“hei!! Jangan ngaco!! Mana buku aku!!”
“ya deh. Ini buku kamu, cantik” Indo akhirnya menyerah. Ia menyerahkan buku harian Nurina.
“kalo aja kamu bukan pacar aku. Udah aku…”
“ayo.. mau ngapain??” Indo mulai bertanya.
“gak ah. Gak jadi” Nurina tidak melanjutkan kata-katanya.
“hahaha” Indo tertawa melihat ekspresi wajah Nurina.
Nurina yang sebenarnya senang pun tersenyum.
Dengan cepat, Nurina mencium pipi Indo.
Lalu ia segera berbaring dan pura-pura memjamkan mata.
Indo yang sedang tertawa pun terdiam. Ia memegang bagian pipinya yang baru saja Nurina cium.
Indo terkejut namun sekaligus senang. Baru kali ini ada seorang perempuan yang mencium pipinya selain Ibunya sendiri.
Indo melihat ke arah Nurina. Namun ia mendapati Nurina sudah memejamkan mata.
“selamat tidur, cantik” Indo menyelimuti Nurina. Lalu Indo pun pergi.
Nurina pun bergumam pelan.
“terima kasih, pangeranku”
Indo membuka pintu.
Dan..
GUBRAKK!! Beberapa ‘mahluk’ yang menunggu di depan pintu terjatuh. Itu semua teman-temannya. Taufik, Tiara, dan Vicka adalah yang kurang beruntung.
“kalian ngapain??” Tanya Indo.
“ya ngintip lah. Mau apa lagi” jawab Taufik, apa adanya.
“sst!! Jangan bilang-bilang!!” teman-teman yang lainnya memelototi Taufik.
“haha.. gak apa-apa kok. Paling mata kalian yang bintitan” jawab Indo santai.
“waduh” Taufik, Tiara, dan Vicka memegang mata masing-masing.
***
Gaby berjalan menuju toilet. Ia sejenak membersihkan wajahnya. Biasanya mencuci muka bisa membuat wajahnya bersih dan pikirannya lebih rileks.
Gaby menyusuri lorong rumah sakit yang sepi. Matanya mencari denah arah ke toilet.
Gaby ingin cepat-cepat. Ia ingin sekali bertemu dengan Nurina.
Gaby sangat senang mengetahui sahabat dekatnya itu kini telah membaik.
Dan akhirnya Gaby pun menemukan denah menuju toilet. Gaby pun segera bergegas.
***
“Gaby mana??” Tanya Maudy.
Tiara menggeleng.
“tadi sih katanya ke toilet” jawab Vicka.
“Ina pengen ketemu Gaby, katanya” terang Maudy.
“bentar deh, gue telepon dulu” Tiara mengambil hp di sakunya.
“Halo, Gab, Ina katanya pengen ketemu. Cepetan ya!! Ya. Oke.. di tunggu”
“gimana ti??” Tanya Vicka.
“Gaby lagi mau kesini kok” jawab Tiara.
“syukurlah”

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...