,
0

The Killer Child part 35

Gaby yang datang dengan terengah-engah akhirnya sampai di ruangan Nurina.
Maudy yang sedang beranjak akan ke kantin pun melihat Gaby.
“lah. Itu Gaby. Kemana aja gab?? Ina lama nungguin”
“aku punya berita bagus buat kalian!!” seru Gaby sambil tersenyum.
“apaan sih??” Maudy semakin penasaran.
“harusnya kita semua kumpul”
“ya udah, aku panggil dulu yang lain” Maudy pergi sejenak.
“ya” jawab Gaby sambil tersenyum. Ia tak sabar untuk memberi tau pada semuanya.
Tidak lama, semuanya kecuali Nurina pun datang.
“ada apa gab??” Tanya Indo.
“ternyata, Nurina gak sakit Leukimia!!” seru Gaby sambil tersenyum.
“serius?? Kata siapa??” Adit tak percaya.
“ternyata, hasil lab Nurina sama hasil lab orang lain ketukar. Nurina sebenarnya Cuma mimisan biasa”
“gab, gak bercanda kan??” Indo masih tak percaya.
“ngapain aku bohong, do”
“yeeeeeeeeeeesssss” semua orang bersorak.
Maudy dan Tiara berpelukan.
“alhamdulilah” Bayu bersyukur.
Ternyata suara mereka yang cukup keras mengusik Nurina yang sedang tidur. Perlahan, Nurina membuka matanya.
“ada apa siih??” tanyanya.
Indo melihat ke dalam. Dan ia mendapati Nurina sudah terbangun.
“hei!! Jangan berisik dong!! Nurina jadi bangun kan!!” Indo sedikit galak.
“weiiss… sampe segitunya??” goda Vicka.
“ciee…” Tiara dan Maudy menimpali.
Gaby hanya tersenyum.
“ya udah, mending kita masuk aja!!” ajak Gaby.
“ayo deh” jawab yang lain. Mereka pun masuk.
“hei, kamu kangen sama aku ya??” Tanya Gaby.

Nurina terkejut sekaligus senang melihat Gaby.
“Gaby!!! Sini, aku mau peluk kamu dulu!!” Nurina melebarkan kedua tangannya hendak memeluk Nurina.
Gaby pun memeluk Nurina.
“na, kita punya dua berita buat kamu” Bayu memberi tau.
“berita baik dan berita buruk??” tebak Nurina.
“bukan, na. berita baik semua kok” jawab Indo.
“tolong sebutin semuanya” pinta Nurina.
“simak baik-baik karena aku gak akan ngulangin soalnya” ujar Taufik.
“emangnya soal dikte??”
“hehe… kidding” Taufik nyengir.
“aku aja deh yang bilang” ujar Bayu.
“cepetan!!” pinta Nurina.
“pertama, kamu udah bisa pulang hari ini kalo kamu mau”
“terus??”
“kedua, kamu itu gak sakit Leukimia…”
Nurina terkejut.
“maksudnya apa?? Gak bohong kan??”
“Gab, tolong jelaskan!!”
Gaby mengangguk.
“jadi, kamu itu sebenarnya Cuma mimisan biasa. Hasil lab kamu waktu itu ditukar sama Susanto, ingat kan??”
Nurina mengingat-ingat.
“dokter gila itu??”
“ya. Susanto nukar hasil lab kamu sama seorang penderita Leukimia. Aku dapat berita ini dari dr Almira langsung”
Nurina masih terpana.
“cubit aku. Aku pasti mimpi” ucapnya.
Vicka yang jail, hendak mencubit Nurina.
Namun…
“eittss, jangan cubit” Indo menahan tangan Vicka.
“ya, maaf om. Segitu sayangnya ya??”
Indo tersenyum.
“udahlah do, biarin aja” Nurina tak menyalahkan Vicka.
Vicka menjulurkan lidahnya.
“emang kenapa sih?? Takut Nurina jadi jelek karena aku cubit??” Tanya Vicka.
“haha. Nggak sih”
“beuu”
“ya udah, aku pengen sore ini kita pulang” Nurina memberi keputusan.
“kamu gak mau istirahat dulu na??” Tanya Indo.
“aku cukup tenang kalo istirahat di rumah” jawab Nurina.
“ya udah kalo kamu pengennya gitu”
“kita pulang sore ini…”
***
Gerbang rumah master terbuka lebar. Menunggu kepulangan Sembilan anak remaja.
Sembilan anak remaja itu berdiri di depan gerbang. Senyum mengiringi kedatangan mereka.
Nurina tersenyum memandang rumah master dari kejauhan. Ia senang bisa pulang dan berkumpul dengan sahabat-sahabatnya lagi.
Indo ikut tersenyum melihat Nurina tersenyum.
“masuk yuk!!” ajak Maudy.
Nurina mengangguk.
Mereka semua pun berjalan kedalam. Memasuki rumah master Rahadian lagi.
Indo hendak membantu Nurina untuk berjalan. Namun Nurina menolaknya.
“aku bisa sendiri, do” tolak Nurina, halus.
“ya deh. Silakan tuan putri masuk” jawab Indo sambil bercanda.
“hahaha… kamu tuh ya!!”
Gaby yang baru saja akan masuk melihat mereka berdua yang masih di belakang.
“hei, jangan pacaran mulu dong” goda Gaby.
“apaan sih gab??” bantah Nurina.
“bener kan?? Kamu emang pacarnya Indo kan??” Tanya Gaby.
Nurina tersenyum.
“ya sih”
“tuh kan… mau bilang apa??”
“aku Cuma mau bilang, mending sekarang kita masuk. Daripada ngomongin ini”
“haha.. sorry. Jangan marah dong” Gaby meminta maaf.
“ya Gaby sayang. Aku gak marah kok” jawab Nurina sambil terus berjalan.
“tuh, do. Liat.. Ina ma Gaby sayang-sayangan tuh” Vicka yang jail sengaja memanas-manasi Indo.
“gak mempan” jawab Indo santai.
“gue duluan ya!!” seru Vicka
“silakan” jawab Indo lagi.
Mereka pun berpisah.
***
Malam pun kembali datang. Langit hitam dan penuh bintang kembali menghiasi bumi.
Malam itu seorang anak perempuan mengendap-endap keluar dari kamar.
Ia berjalan sendirian ketika semua orang telah terlelap.
Dia adalah Nurina.
Nurina berjalan menuju ruangan tempat berlatih musik. Entah apa yang akan Nurina kerjakan.
Nurina juga membawa sebuah buku yang halamannya tebal.
Pintu ruangan itu pun dibuka. Nurina memasuki ruangan itu.
Ia menyalakan lampu yang padam. Lalu Nurina berjalan mendekati sebuah piano.
Nurina membaca lembar-demi lembar buku yang ia bawa.
“Bentuk posisi jari tangan yang salah => main piano dengan bentuk jari yang salah mengakibatkan jari tidak leluasa menari diatas tuts dan mengganggu kualitas tone (bunyi nada) yang dihasilkan oleh tekanan jari dan juga tidak sedap dipandang mata” bacanya.
Nurina pun segera duduk di bangku yang sudah tersedia. Lalu perlahan, jari-jarinya mencoba bergerak di atas tuts.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...