,
0

The Killer Child part 34


Gaby berjalan setengah berlari menuju ruangan Nurina.
“Aduuuhh gak boleh telat nih” Gaby masih terus berlari.
Seseorang dari arah selatan memperhatikan Gaby. Sepertinya ia mengenali Gaby.
“de Gaby??” panggilnya.
Gaby menoleh. Tanpa sengaja, Gaby bertabrakan dengan seseorang di depannya.
GUBRAKK!!
“aduuh.. maaf ya mbak” Gaby meminta maaf pada perempuan yang tertabraknya.
Sementara, seseorang yang mengenali Gaby berjalan menghampirinya.
“ini de Gaby kan??” Tanya orang itu.
Gaby memperhatikan wajah perempuan itu.
“dokter Almira ya??” Gaby memastikan.
“Ya benar. Kebetulan sekali. Saya sedang mencari kamu” dokter Almira terlihat senang.
“ada apa dok??” Gaby bingung.
“bisa ikut saya sebentar??”
Gaby berpikir.
“baiklah dok”
“terima kasih”
Gaby pun pergi bersama dokter Almira.
***
Nurina masih terbaring. Indo menemaninya.
Nurina ingin sekali bertemu dengan Gaby.
“ti, Gaby masih lama??” Tanya Indo, mewakili Nurina.
“gak tau nih. Katanya sih bentar lagi” jawab Tiara.
“tunggu aja na. aku nemenin kamu kok” hibur Indo.
Nurina tersenyum.
“perlu kita temenin?? Takut ganggu nih” Tanya Taufik.
“gak apa-apa lagi, fik. Emang aku sama Indo ngapain??” Nurina tersenyum mendengar pertanyaan Taufik.
“mau minum na??” Tanya Indo.
Nurina sedikit tidak enak. Namun ia mengangguk.
“sebentar” Indo mengambilkan segelas air untuk Nurina.
Lalu Nurina pun meminumnya.
“Gaby kemana sih??” Tanya Bayu.
“mungkin bentar lagi” jawab Tiara.
“emang toiletnya jauh??”
“gak sih”
Tiara juga sebenarnya bingung.
Tiba-tiba hpnya menyala.
Tiara segera mengangkatnya.
“halo?? Gab, kamu dimana?? Ada urusan sebentar?? Ya udah deh. Cepetan ya!!”
“ada apa ti??” Tanya Vicka.
“ada urusan sebentar katanya” jawab Tiara.
“urusan apaan??”
“gak tau”
***
Gaby memasuki ruangan dr Almira.
“silakan duduk” dr Almira mempersilakan.
Gaby mengangguk. Ia pun duduk.
“ada apa ya, dok??”
“sebenarnya, saya punya berita. Yang sebenarnya cukup memalukan” dr Almira menerangkan.
“berita apa dok?? Maksudnya memalukan??” Gaby mengernyitkan kening.
“sebenarnya, terjadi kesalahan. Pihak rumah sakit pun kurang teliti. Kami baru mengetahui ini kemarin sore”
“cerita yang lengkap, dok” pinta Gaby.
“jadi, hasil laboraturium antara teman kamu, Nurina, dan seorang pasien bernama Belinda, tertukar. Sebenarnya bukan tertukar. Tapi, apa kamu masih ingat dengan Susanto??”
Gaby mengingat-ingat.
“orang gila itu, dok??” Tanya Gaby.
“ya. Susanto menukar hasil lab antara Nurina dan pasien lain”
“jadi, Nurina sebenarnya sakit apa??” Gaby semakin penasaran.
“Nurina hanya mengalami mimisan biasa. Disebabkan cuaca yang terlalu dingin atau ada luka di daerah hidung”
“dokter Serius kan??”
“saya serius” jawab dr Almira.
“alhamdulilah” Gaby bersyukur. Doanya kembali terkabul.
***
Nurina yang lelah menunggu Gaby akhirnya tertidur.
Indo yang sebenarnya masih lelah pun tertidur sambil duduk di samping Nurina.
“ya ampun. Mereka mesra amat. Gue jadi iri” ujar Vicka.
“makanya, cepet cari pacar” goda Maudy.
“iih. Nyesel gue ngomong”
“siapa suruh coba??”
Tiba-tiba seorang dokter datang.
“de, bisa kita bicara sebentar??” Tanya dokter.
“ada apa dok??” Tanya Maudy.
“saya hanya ingin memberi tau, hari ini juga Nurina bisa pulang jika mau. Kondisinya akan lebih baik jika ia dirawat di rumah”
Maudy dan Vicka tersenyum.
“makasih ya, dok” ujar Vicka, tulus.
“sama-sama” jawab dokter sambil tersenyum.
“kita harus kasih tau yang lain” ujar Maudy.
Vicka mengangguk.
***
Indo lagi-lagi terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke sekeliling.
Indo sedikit heran. ia melihat ruangan itu lebih sepi dibanding tadi.
“kemana yang lain ya??” Tanya Indo.
“akhirnya Pangeran tidur terbangun juga” Taufik senang melihat Indo terbangun.
“ada apa fik??” Tanya Indo.
“dokter bilang, Nurina bisa pulang hari ini, do” Taufik memberi tahu.
“serius?? Syukurlah. Ini yang aku mau” Indo tersenyum.
“sekarang tergantung Nurina-nya. Mau pulang sekarang atau nggak” ujar Taufik sambil berjalan keluar.
Indo tersenyum menatap Nurina. Ia tak ingin mengganggu Nurina istirahat. Biarlah nanti setelah bangun, Indo akan menanyakan hal itu pada Nurina.
Indo pun bergegas keluar. Ia sejenak meninggalkan Nurina. Ia tak ingin Nurina tak bisa tidur.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...