Bayu dan yang lainnya akhirnya sampai di depan markas The Killer Child. Mereka terdiam. Tidak langsung masuk.
Sebenarnya Maudy yang paling menderita. Sepatunya rusak Karena di pakai berlari jauh. Terlalu banyak gesekan.
“kok mirip kayak istana boneka ya??” gumam Vicka. Penyakit ngaconya kumat.
“udah, gak usah ngebayangin yg begitu vick” ujar tiara.
“lagian kalo mereka boneka, mereka lebih mirip Chuckie” sahut Bayu.
“kalian siap??” Indo bertindak sebagai komandan.
“oke, sekarang kita bagi tugas. Aku dan Nurina datang dari pintu depan, Bayu dan Taufik dari pintu belakang. Adit dan Tiara masuk lewat atap, Maudy dan Vicka jaga diluar dulu” ujar Indo.
Mereka mengangguk sebagai tanda mereka mengerti atas perintah yang Indo bacakan tadi.
Mereka pun melakukan tugasnya masing-masing.
Di dalam:
Tiba-tiba…
“Serahkan Gaby kepada kami!!!” Indo dan Nurina datang dari pintu depan. Mereka sudah membawa senjata”
“hahaha. Tidak semudah itu, anak ingusan” jawab si tambun (berarti si tambun buta. Orang gak ada yang pilek kok ).
“serahkan!! Sebelum kami bertindak kasar!!” ancam Indo.
Namun tak ada yang menggubrisnya.
“kami pun sudah punya hadiah untuk kalian yang sudah nekat datang kesini” ujar si tambun. Indo terkejut. Ia mendengar ada maksud lain dari kata-kata si tambun itu.
Salah satu the killer child yang sudah mengerti kode dari si tambun pun segera membuka sebuah lubang kecil di dekat pintu.
Keluar banyak sekali tikus. Dari kecil hingga yang besar. Semua berlarian menyerang.
“Aaah” Indo dan Nurina terkejut.
“bagaimana?? Kalian suka dengan hadiah dari kami??. hahaha” si tambun Nampak puas.
Nurina Nampak takut. Indo memandang Nurina.
“na, kamu gak apa-apa??” Tanya Indo.
Nurina terdiam.
“Nurina!! Kamu harus kuat!! Ini demi sahabat kamu, Gaby!!” Nurina membathin. Ia terus menyemangati diri.
“Kalian harus kembalikan Gaby!!!” teriak Nurina tegas.
“hiatt!!!” Nurina meniupkan api dari telunjuknya.
BWUSSH!! Api pun menyambar.
“ciiiittt” beberapa tikus terbakar. yang lainnya ikut merasa panas.
Indo terkejut. Namun ia kagum melihat semangat Nurina.
“apa??!!” si tambun dan yang lainnya terkejut.
“bagus na” Indo tersenyum.
Di pintu belakang:
Bayu dan Taufik berjalan masuk dengan mengendap-endap. Berbeda dengan Nurina dan Indo yang datang secara tegas, Bayu dan Taufik lebih memilih datang dengan diam-diam.
“Mau kemana kalian??” tiba-tiba salah seorang The Killer Child menghadang mereka berdua.
Taufik terkejut. Dengan refleks, Taufik menyemburkan air yang banyak dari tangannya.
“AAHH”
BYURRR!!! Wajah sang penjahat tersiram air yang sangat banyak.
“bagus fik. Dia harus mandi dulu” Bayu Nampak gembira.
“its okay” jawab Taufik.
Tiba-tiba , dari atas ada sesuatu yang berayun. Bayu dan Taufik terkejut.
Itu adalah 20 kapak raksasa yang berayun laksana ayunan anak-anak.
“merunduk!!!” teriak Bayu mengomandoi.
Mereka berdua pun merunduk.
“kayaknya mereka udah nyiapin banyak senjata ya bay??” ujar Taufik.
“ya, fik” jawab Bayu.
“Tapi kita gak boleh kalah!!”
Bayu dan Taufik pun merangkak menuju ke dalam.
“fik, kita harus hati-hati”
Di atap bagian luar:
Adit dan Tiara memastikan keadaan terlebih dahulu sebelum masuk.
“gimana dit??” Tanya Tiara.
“aman ti. Eh, mending sekarang kamu hilangin wujud!! Kamu kan bisa jadi transparan!!” saran Adit.
Tiara berpikir.
“oke deh” jawab Tiara.
Perlahan, Tiara pun menghilangkan wujudnya. Dan perlahan, Adit tak melihat wujud Tiara lagi.
“gimana dit??” Tanya Tiara
“wah, bener. Kamu gak keliatan” Adit takjub.
“bagus deh”
Tiara pun membuka tutup atap. Perlahan, Tiara masuk kesana. Ia masuk tepat ke ruang tengah.
“ayo, dit” ujar Tiara.
Adit mengangguk.
Adit pun masuk kedalam mengikuti Tiara.
Mereka melangkah di dalam…
Diluar:
“belum ada kode panggilan buat kita ya??” Vicka merasa gelisah.
“ya nih. Tapi bagus lah. Bisa ngumpulin tenaga dulu” sahut Maudy.
“ada apa kalian kesini??” terdengar suara yang bertanya pada mereka.
Maudy dan Vicka menoleh.
Mereka berdua melihat seorang perempuan berambut panjang lurus sehitam arang. Kulitnya seputih salju. Dan ia menggunakan gaun yang ditutupi jubah hitam. Style nya sangat mirip seperti lady Dracula tahun 80-an.
“Siapa kamu??” Tanya Maudy. Maudy sedikit was-was.
“aku Veronica. Aku Lady The Killer Child” jawabnya.
“kamu ada di pihak the killer child??” Tanya Vicka.
“tentu saja. Aku harus memusnahkan anak-anak tidak berguna seperti kalian” ujarnya, meremehkan.
“apa kamu bilang??!!” Vicka terkejut.
“hahahahaha” Veronica tertawa.
“gaya mirip Dracula. Ketawa kayak kuntilanak” Maudy heran.
Veronica tiba-tiba melebur..
Ia menghilang. Tubuhnya laksana debu yang berterbangan.
Maudy terkejut. Ia menoleh.
“vick??” Maudy lebih terkejut. Vicka tidak ada.
“vick??” Maudy panik.
“aku disini” jawab Vicka.
Maudy menoleh.
“ah, kamu bikin aku kaget aja vick” Maudy lega.
Vicka terdiam.
***
Si tambun dan beberapa temannya sudah gosong laksana arang pembakaran.
“sekarang serahkan Gaby!!” perintah Nurina.
“kalian mungkin bisa melawanku. Tapi kalian tidak akan mendapatkan Gaby kembali” ujar si tambun.
“awas…!!”
“udah na, biarin. Sekarang kita masuk aja” Indo menenangkan Nurina.
Nurina mengangguk pasrah.
0 komentar:
Posting Komentar