,
0

The Killer Child part 25

Bayu dan Taufik akhirnya berhasil masuk dan melewati rintangan kapak berayun itu.
“syukurlah” Bayu bersyukur.
“sekarang kita harus cari ruangan Gaby dikurung” ujar Taufik.
Bayu mengangguk.
Mereka pun melangkah lebih cepat. Agar Gaby cepat ditemukan.
Mereka berdua melihat 2 jalan yang berbeda. Ada yang ke kanan. Ada yang ke kiri.
“gimana nih, fik??” Bayu Nampak bingung.
“gimana kalo kita berpencar?!!” jawab Taufik.
“berpencar?? Ya udah deh”
Bayu dan Taufik pun berpisah.
Bayu ke arah kanan. Dan Taufik ke kiri.
***
Nurina dan Indo sampai di ruang tengah. Mereka bertemu Tiara dan Adit.
“eh?? Kalian disini??” Nurina terkejut.
Tiara dan Adit menoleh.
“ya nih. Kita baru turun” jawab Adit.
“ya udah, kita jalan bareng-bareng aja” ajak Indo.
Yang lain mengangguk setuju.
Mereka tidak menyadari.
Ada sepasang mata yang memperhatikan mereka semua.
Mengancam nyawa mereka.

***
Bayu berjalan sendirian menyusuri jalan sebelah kanan. Jalan yang sudah dipilihnya tadi.
Jalan itu begitu gelap. Nyaris Bayu tak bisa melihat. Namun disaat itu, Bayu mendapat ide.
“aku kan bisa liat tembus pandang!! Kenapa aku gak liat tembus pandang aja sekarang!!”
***
Adit, Indo, Nurina dan Tiara masih berjalan menyusuri lorong. Namun Indo merasa curiga.
“eh, kalian ngerasa gak??” Tanya Indo.
“aku ngerasa do” jawab Tiara.
“kerasa kan ada yang ikutin kita??” Tanya Indo lagi.
“nggak. Aku ngerasa panas” jawab Tiara.
-,-“
“kalian ngerasa ada orang gak sih??” Indo semakin penasaran.
“aku ngerasa” jawab Adit.
“ya kan??”
“ya. Ada aku, kamu, Tiara, Nurina”
“bukan gitu, bego” Indo semakin jengkel.
“aku ngerasa, do. Beneran. Ada orang lain selain kita” ujar Nurina.
Nurina lebih serius ketimbang Tiara dan Adit.
“kita harus cepat pergi dari lorong ini!!” ujar Indo.
Nurina mengangguk.
Tiara dan Adit saling pandang. Lalu mereka saling pandang.
Mereka pun segera berlari.
***
Maudy dan Vicka masih menunggu di pintu depan.
“aduuh. Lama amat sih. Masuk yuk, vick!!” Maudy merasa bosan.
Namun Vicka terdiam. Tak menanggapi.
“vick, kenapa??” Tanya Maudy. Maudy heran.
“nggak” Vicka menjawab singkat.
“kamu gak enak badan ya??” Maudy mulai khawatir.
“gak apa-apa. Kita tunggu yang lain aja” jawab Vicka.
“oh. Ya udah deh” Maudy menurut saja.
***
“Aduuhh… sempit amat. Kotor lagi” keluh Taufik. Taufik melewati lorong yang kecil dan penuh sarang laba-laba.
Lorong itu juga sangat gelap.
“pantas banget buat rumah seorang mafia” gumam Taufik.
Namun Taufik melihat ada seberkas cahaya di ujung lorong.
“apaan itu??” Tanya Taufik, penasaran.
Taufik pun mempercepat langkahnya.
***
Akhirnya Nurina, Indo, Adit, dan Tiara sampai di ruangan baru. Ruangan yang sedikit berantakan dan terkesan kuno.
“ruangan apa ini??” Nurina bertanya-tanya.
“berantakan banget” keluh Adit.
“Gaby dimana ya??” Tanya Tiara.
Indo menoleh ke segala arah. Dan ia melihat sesuatu.
Indo melihat lukisan kuno yang terpajang di dinding.
“lukisan siapa tuh??” Indo yang penasaran pun mendekati lukisan itu.
“tempat ini gelap banget lagi. Tombol lampu mana ya??” Tanya Tiara.
Dan Tiara melihat ada beberapa tombol lampu di dinding.
“tombol lampu sini yang mana ya??” Tanya Tiara.
Tiara menekan salah satu tombol.
“do?? Ngapain??” Nurina yang melihat Indo berjalan mendekati lukisan pun segera menghampiri Indo.
Tiba-tiba.
“Aaaaaaaaaaa……” Nurina berteriak.
Lantai yang dia injak tiba-tiba amblas. Nurina pun jatuh.
“Nurina?!!” Indo menoleh terkejut.
Tiara dan Adit pun ikut terkejut.
“Ina kemana??” Tanya Tiara.
Adit dan Indo saling pandang.
Indo terdiam. Ia bersandar ke dinding.
GUBRAKKK!!!
Tiba-tiba Indo terjengkang. Dindingnya amblas ke belakang.
“Indo??” Tiara dan Adit terkejut.
Ternyata ada pintu rahasia di dinding.
Lalu kemana Nurina??
***
“Aaaaaaa”
GUBRAKKK!!!
Nurina terjatuh ke lantai. Bokongnya terasa sangat sakit. Lebih sakit daripada naik motor melewati jalanan yang dipenuhi batu.
“aduuuuuuuuhh. Dimana ini??” rintih Nurina.
“Ina??” terdengar suara yang Nurina kenal.
Nurina menoleh. Ia terkejut sekaligus senang.
“Gaby?? Ini kamu gab??” Nurina memastikan apakah orang yang ia lihat sekarang adalah Gaby, sahabatnya.
“iya. Ini Gaby. Kamu kok bisa kesini?? Sendirian lagi. Yang lain mana??”
“ceritanya panjang, gab. Aku juga gak tau gimana bisa kesini”
Gaby tak paham.
***
Bayu berjalan sendirian melewati lorong gelap. Namun meski gelap, di lorong itu terdapat banyak sekali barang antik. Semacam lukisan dan guci.
“wuih. Banyak banget” Bayu takjub.
Tiba-tiba…
GUBRAKKK!!! Dinding jebol.
“Ya Allah” Bayu terkejut.
Ia melihat ada orang yang terjatuh dari dinding yang jebol itu.
Perlahan, Bayu melihat dengan seksama.
“Indo??”
“aduuuh” Indo masih merintih.
“kamu ngapain ngejebol dinding?? Emang gak ada pintu??” Bayu mengajukan pertanyaan bodoh.
***
Taufik akhirnya sampai di ujung lorong.
Tempat itu adalah sebuah ruangan. Namun ruangan itu sangat luas.
“ruangan apa ini??” Tanya Taufik.
Taufik memperhatikan ruangan itu. Ruangan itu lebih modern dibanding ruangan lain yang ditemukan teman-temannya.
Namun Taufik terkejut melihat beberapa barang di meja.
“apaan nih??”
Taufik melihat beberapa kaset DVD senam hamil, yoga, cara memasak ala Sisca Soewitomo, dan cara membuat bayi. Upss.. maksudnya cara merawat bayi.
“kurang kerjaan banget tuh mafia”

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...